Ini Penyebab Utama Perubahan Iklim yang Makin Merusak Bumi

Web Editor
12/06/2025

Data WMO (World Meteorological Organization) menyatakan perubahan iklim berlangsung secara cepat dan sistematis. Di tahun 2011-2020 tercatat sebagai periode terpanas dalam sejarah karena suhu rata-rata global meningkat 1,1°C.

Pemanasan global hanyalah awal krisis iklim yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan iklim ini secara cepat dan apa solusi nyata yang bisa kita lakukan? Yuk, temukan faktanya di artikel ini.

Apa Dampak Nyata Perubahan Iklim?

Sederhananya, perubahan iklim dalam jangka panjang akan memengaruhi pola cuaca dan suhu global yang bisa berdampak terhadap kenaikan suhu, kondisi atmosfer, dan curah hujan yang tidak bisa ditebak.

Hal ini terjadi karena adanya pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer yang terdiri dari:

  • Metana (CH4)
  • Karbon dioksida (CO2)
  • Dinitrogen oksida (N2O)

Gas tersebut dapat memerangkap panas dari radiasi matahari, sehingga membuat suhu bumi meningkat dari biasanya.

Jika kondisi ini terjadi secara berlebihan, bumi akan mengalami beberapa dampak yang mengkhawatirkan, seperti:

  • Kenaikan permukaan laut
  • Perubahan ekosistem karena hujan asam
  • Terjadinya badai
  • Banjir
  • kekeringan 

Terjadinya semua fenomena ini akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan juga mengancam kesehatan manusia.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan Iklim?

Akumulasi berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan bakar fosil hingga pembakaran lahan dan hutan memicu peningkatan emisi gas rumah kaca.

Aktivitas inilah yang dinilai sebagai penyebab perubahan iklim. Untuk lebih detailnya, berikut beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi.

1. Meningkatnya Emisi Gas Rumah Kaca  

Pada dasarnya, efek rumah kaca merupakan proses alami yang penting bagi kehidupan di bumi. Mekanisme ini memungkinkan atmosfer menyerap sebagian radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan bumi, lalu memantulkannya kembali ke berbagai arah, termasuk kembali ke permukaan bumi.

Proses ini membantu menjaga suhu bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, ketika konsentrasi gas rumah kaca meningkat secara berlebihan, maka banyak panas terperangkap di atmosfer yang kemudian meningkatkan suhu rata-rata bumi.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

2. Terjadinya Deforestasi

Deforestasi tidak hanya menghilangkan pohon sebagai penyerap karbon alami, tetapi juga melepaskan karbon dioksida (CO₂) ke atmosfer. 

Pohon menyerap CO₂ melalui proses fotosintesis dan menyimpannya. Namun, ketika pohon ditebang dan/atau dibakar, karbon yang tersimpan dilepaskan kembali ke atmosfer, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca.

3. Aktivitas Industri dan Sektor Energi

Mulai dari perindustrian hingga transportasi, memiliki ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon. Hal ini menyebabkan tercemarnya udara dan memperparah efek rumah kaca.

Hal tersebut  berkontribusi besar terhadap krisis iklim. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bersama-sama mendorong transisi ke sumber energi alternatif yang lebih bersih. Langkah ini penting untuk memenuhi kebutuhan energi industri dan masyarakat tanpa merusak lingkungan.

4. Fast Fashion dan Gaya Hidup Konsumtif

Tren fast fashion yang berkembang pesat turut berkontribusi dalam peningkatan emisi gas rumah kaca. Selain tahap produksinya yang dilakukan dalam skala besar membutuhkan konsumsi energi tinggi, limbah tekstil yang dihasilkan juga turut memberi dampak lingkungan mengingat trend ini mendorong pola konsumsi “sekali pakai”.

Limbah tekstil ini sulit terurai dan tidak mudah didaur ulang seperti sampah organik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Semakin tinggi tingkat konsumsi dan produksi, semakin besar pula emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Bagaimana LNG bisa Menjadi Solusi Perubahan Iklim?

Kebutuhan energi global yang terus meningkat menuntut solusi yang tidak hanya andal, tetapi juga lebih ramah lingkungan. Dalam konteks ini, LNG (Liquefied Natural Gas) dapat menjadi salah satu alternatif transisi menuju energi bersih.

Dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya seperti batu bara dan minyak bumi, LNG menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) yang lebih rendah selama proses pembakaran.

Selain itu, LNG memiliki keunggulan dalam hal penyimpanan dan distribusi. Karena bentuknya cair, LNG dapat disimpan dalam volume yang lebih kecil dan didistribusikan ke wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan energi konvensional.

Inilah yang membuat LNG sering disebut sebagai “jembatan energi” menuju penggunaan energi terbarukan.

Dengan kata lain, penggunaan LNG dapat menjadi langkah peralihan penting dalam mendukung upaya global mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat laju perubahan iklim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *